- Ayam Petelur
Sektor peternakan di Kabupaten Ciamis juga mempunyai potensi besar. Diwarisi areal perbukitan yang tergolong jauh dari pemukiman, geliat peternakan ayam petelur di Kabupaten Ciamis berkembang pesat. Masyarakat Ciamis yang banyak beternak ayam petelur diantaranya adalah kecamatan Kawali, Cijeungjing, Sadananya. Beberapa desa disana banyak yang mempunyai usaha ternak ayam petelur.
Selain memasok pasar-pasar tradisional yang tersebar di wilayah priangan timur mulai Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Banjar dan Pangandaran, mereka juga banyak menerima pesanan dari Bandung, Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya.
Membaiknya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani turut mendorong terus meningkatnya permintaan terhadap komoditas unggulan Kabupaten Ciamis ini.
Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Peternakan dan Perikanan yang terus melakukan pendampingan, sehingga kualitas maupun kuantitas produksi yang dihasilkan terjaga serta sesuai dengan harapan.
Sentra Produksi Ayam Petelur Kecamatan Kawali. Produksi : 1.260 ton/th dengan pekerja 90 orang.
Peluang Investasi :
- Dibutuhkan sarana dan prasarana
- Penyediaan pakan atau bahan baku pakan
- Pola kemitraan untuk pengusahaan budidaya dan pemasarannya.
- Ayam Sentul
Ayam Sentul atau Ayam Ciamis berdasarkan cerita rakyat adalah ternak ayam peninggalan Ciung Wanara dari perkawinan Raja Galuh dengan Naganingrum. Pada waktu dilahirkan karena ada konflik kecemburuan Ciung Wanara dihayutkan ke sungai Citanduy dan dibekali sebutir telur yang nantinya menetas dan menjadi Ayam Jantan aduan.
Ayam sentul merupakan jenis unggas yang menjadi ciri khas bidang peternakan Kabupaten Ciamis (plasma nutfah Kabupaten Ciamis). Penampilan fisik ayam ini tergolong tipe aduan, ukuran tubuh relative sedang dengan warna bulu dominan abu-abu, variasi kombinasi warna abu-abu tua, putih dan merah. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan nama ayam kulawu (abu-abu). Jenggernya bergerigi kecil berwarna merah, kaki dan paruh berwarna kekuningan.
Saat ini cukup banyak peternak di Ciamis yang sukses berbisnis ayam sentul, karena memiliki laju pertumbuhan yang pesat dan relative lebih tahan penyakit ketimbang ayam local lainnya. Nama sentul sendiri diberikan dengan mengacu kepada warna bulunya yang berwarna abu-abu. Warna ini mirip buah kecapi yang berwarna abu kombinasi kuning. Di wilayah selatan Jawa Barat, termasuk Ciamis, buah kecapi ini disebut buah sentul.
Sentra produksi Ayam Sentul : Kelurahan Cigembor Kecamatan Ciamis, dengan luas lahan Produksi : 144 m2 , Produksi 1.200 ekor/th. Desa Sukajadi Kecamatan Sadananya Produksi 1.000 ekor/th.
Peluang Investasi :
- Budidaya pembibitan untuk menghasilkan telur Reftil (telut tetes) skala produksi sebanyak 5.000 butir perhari (sentul bukan persilangan).
- Budidaya pembesaran skala produksi 2.500 ekor per hari ayam siap potong umur 3 bulan dengan berat 0,8 – 0,9 kg per ekor.
- Sapi Pasundan
Sapi Pasundan adalah sapi khas Jawa Barat, terutama banyak di daerah Ciamis bagian Timur yaitu di Kecamatan Rancah dan Kecamatan Tambaksari yang menjadi sentra pengembangan sapi Pasundan atau dikenal pula dengan nami sapi Rancah. Pemilihan kawasan itu dilakukan agar upaya pelestarian plasma nutfah asli Jawa Barat itu bisa terus dilakukan.
Sapi ini masih kerabat dekat Banteng Jawa (Bos javanicus). Bentuk tubuhnya secara morfologi mirip dengan Sapi Bali dan Madura. Sapi ini mempunyai keunggulan tertentu. Keunggulan tersebut diantaranya mempunyai tekstur daging yang bagus juga rasa yang khas.
Selain lebih kebal terhadap serangan penyakit, jenis sapi ini juga tergolong lebih kuat terhadap cuaca ekstrem di iklim tropis . Soal harga, sapi lokal ini mempunyai perbedaan dengan sapi impor atau sapi silangan lainnya. Karena berkualitas bagus, harga daging sapi pasundan lebih mahal Rp. 2.000 per kilogramnya di banding harga sapi lainnya. Meski demikian permintaan pasarnya cukup tinggi. Hal itu didasari keunggulan kualitas dagingnya yang lebih enak. Produsen baso menjadi mitra utama para peternak jenis sapi pasundan. Dimata produsen bakso, daging sapi rancah dinilai lebih kering, sehingga sangat cocok untuk dibuatkan bakso. Produksi sapi Rancah 200 ekor/th.
Peluang Investasi :
- Kemitraan
- Penyediaan Sarana Produksi
- Ayam Pedaging
Salah satu kebanggaaan masyarakat Kabupaten Ciamis adalah usaha peternakan ayam ras pedaging ayam potong. Usaha ini didukung oleh sumber daya alam sekaligus sumber daya manusia yang mampu hingga Ciamis dikenal secara nasional. Tak sedikit masyarakat Ciamis yang berinvestasi dan sukses pada usaha peternakan ayam ras pedaging ini.
Pertumbuhan perekonomian Ciamis menggeliat seiring dengan suksesnya usaha peternakan ayam potong ini. Produksi ayam ras pedaging adalah rata-rata 4,5 Juta ekor per minggu , dalam setahun rata-rata melakukan enam kali siklus panen telah ada 14 kandang closed house ( kap 42.000-45.000 ek/unit) lokasi produksi tersebar di 15 Kecamatan dengan lahan di atas 100 ha. Kandang broiler atau ayam pedaging dengan closed house adalah kandang tetutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengatuan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuannya ialah untuk menyediakan udara dan iklim yang kondusif bagi ternak sehingga meminimalisasi tingkat stress. Ternyata sistem closed house menjadi model investasi menarik. Sampai saat ini daerah yang dijadikan tempat usaha ini tersebar di Kecamatan Cidolog, Cimaragas, Sukadana, Sadananya, Panumbangan dan daerah lainnya. Dari sisi usaha, sistem kandang ini, lebih efisien, panennya juga bisa diatur mulai usia 20 hari, 25 hari sampai 35 hari usia ayam.
Berlimpahnya produksi ayam potong Ciamis dapat memasok kebutuhan protein hewani untuk masyarakat di luar Ciamis, terutama pasar Bandung dan Jabodetabek selebihnya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Ciamis, Banjar, Pangandaran, Garut dan Tasikmalaya. Hasil produksi dijual masih dalam bentuk ayam hidup. Prediksi kebutuhan pasar ayam organik dalam negeri sekitar 80-150 ribu ekor per minggu. Potensi ekspor adalah Malaysia, Singapura dan Korea (saat ini diduga disuplay dari Vietnam).
Populasi ayam yang mencapai jutaan ekor per minggu tentu menghasilkan kotoran yang tidak sedikit. Kotoran ini bukan dianggap sebagai limbah, melainkan sesuatu yang bermanfaat sekaligus memberikan penghasilan tambahan bagi peternak dengan diolah menjadi kompos.
Peluang Investasi :
- Dibutuhkan sarana dan prasarana
- Penyediaan pakan atau bahan baku pakan
- Pabrik pengolahan dan ekspor hasil olahan
- Pola kemitraan untuk pengusahaan budidaya dan pemasarannya.
- Ikan Hias
Peluang dan potensi investasi Ikan hias, antara lain:
- Pengembangan benih ikan hias
- Pengembangan dan pembesaran ikan hias
|
Tahun |
Jumlah |
Satuan |
|
2015 |
80,070 |
ekor |
|
2016 |
86,480 |
ekor |
|
2017 |
126,600 |
ekor |
|
2018 |
123,842 |
ekor |
|
2019 |
100,900 |
ekor |
|
2020 |
162,620 |
ekor |
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, 2021
- Ikan Gurame, Nila dan Lele
Peluang dan potensi investasi Ikan gurame, nila dan lele, antara lain:
- Sarana produksi perikanan
- Pakan ikan
- Pengembangan benih ikan
- Pengolahan ikan/hasil produksi perikanan.
Budi daya ikan lele tidak membutuhkan beragam fasilitas, lahan yang luas dan teknologi yang mutakhir. Bahkan Ikan lele mampu bertahan hidup diberbagai kondisi termasuk perairan yang minim oksigen dan kotor. Usaha ini tidak membutuhkan modal yang tinggi. Biaya perawatan dan operasionalnya pun bisa dibilang terjangkau.
Sentra Produksi benih ikan lele terdapat di Keluarahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis dengan luas lahan 5 Ha dengan produksi 5.000.000 ekor/bulan, juga di Bangunsari Kelurahan Maleber terdapat Luas lahan 490 M2 dengan produksi 100.000 ekor/th . Untuk ikan nila produksi per tahunnya cukup besar, yakni sebanyak 31.983,55 ton lebih besar dibandingkan ikan lele yang produksi per tahunnya mencapai 10.779,56 ton.